Sabtu, 07 Mei 2011

Menghitung Investasi, yuk!

Tadinya judul di atas mau saya namakan “Menghitung Bunga, yuk!”. Namun karena kedengarannya seperti terlalu “materialistik” maka judulnya saya ganti menjadi “Menghitung Investasi, yuk!”, namun yang dihitung tetap bunga-bunga juga. Jadi, harap maklum ya! :D
Ok, bagi mereka yang membaca tulisan ini tentu paling sedikit pernah menyimpan uangnya di bank, baik berupa tabungan, deposito dan lain sebagainya. Bank yang “menyimpan” duit atau “investasi” anda ini diwajibkan oleh hukum untuk menyertakan bunga bagi investasi yang anda “simpan” di bank tersebut. Pendapat atau definisi orang tentang bunga agak berbeda-beda walaupun pada dasarnya, ya, berputar-putar di situ juga definisinya. Ada yang melihat bunga sebagai biaya sewa oleh bank untuk “pemakaian” uang anda selama di bank tersebut. Ada juga yang melihat bunga adalah “ganti rugi” sebagai akibat berkurangnya daya beli uang tersebut di masa mendatang pada saat anda mengambil uang tersebut. Karena kita mengetahui bahwa Rp. 100.000,- yang ada punya hari ini belum tentu dapat membeli sebuah barang yang sama di kemudian hari, karena adanya kecenderungan penurunan nilai mata uang akibat inflasi. Mangkannya itu daripada di simpan di bawah bantal atau dibalik BH atau kutang (ibu-ibu jaman baheula biasanya menyimpan duit mereka di kutang, ntah sekarang ya!), tak ada salahnya kalau uang tersebut diinvestasikan atau minimal di simpan di bank.

MACAM-MACAM BUNGA
Terdapat 3 macam bunga yang saya ketahui yaitu Bunga Sederhana (Simple Interest), Bunga diskon (Discount Interest), dan juga Bunga Majemuk (Compound Interest), namun yang akan saya paparkan di sini hanya dua saja yaitu yang Simple Interest dan yang Compound Interest dengan pendalaman atau fokus pada Compound Interest karena bunga majemuk ini yang paling sering dijumpai terutama kalau kita menitipkan duit kita di bank. Ok kita langsung mulai aja, yuk!

Bunga Sederhana (Simple Interest)
Bunga sederhana ini adalah bunga dengan kalkulasi satu kali saja. Bunga ini biasanya di bayar diakhir periode perjanjian atau kontrak. Bunga yang dibayarpun juga sesuai dengan tingkat bunga yang sesuai dengan perjanjian atau kontrak. Perhitungan bunga ini sangat sederhana, anak SD kelas 6 pun mungkin juga bisa menghitungnya. Rumus yang dipakai adalah:
I\:=\:P\times\:r\times\:t
di mana I adalah jumlah bunga yang dibayarkan, P adalah pokok simpanan kita, r adalah tingkat bunga menurut kontrak/perjanjian, sedangkan t adalah lamanya waktu simpanan kita.
Kebanyakan investasi pada saat ini tidak lagi menggunakan sistem penghitungan bunga sederhana seperti ini. Hanya beberapa tipe obligasi saja yang masih menggunakan penghitungan bunga seperti ini.
Contoh dari bunga seperti ini adalah misalnya sebuah obligasi dengan bunga 12\frac{1}{2} % yang mempunyai harga face value $1000 dan bunga dibayarkan setiap tahun atau sebesar $125 per tahun. Setelah lima tahun total bunga yang dibayarkan adalah:
I = 1000 X 0,125 X 5 = $625
Mudah sekali bukan?

Bunga Majemuk (Compound Interest)
Bunga majemuk ini adalah bunga yang didapatkan dari sebuah investasi yang dibayarkan pada interval waktu yang seragam. Semua bunga yang dibayarkan adalah dihitung berdasarkan pokok simpanan ditambah dengan akumulasi bunga yang didapat sebelumnya.
Contoh misalnya sebuah simpanan $100 yang mendapat bunga 10% per tahun yang dibayarkan per tahun. Tabel berikut ini menunjukkan bagaimana simpanan kita berbunga berdasarkan perhitungan bunga majemuk ini
Tahun ke: Saldo Awal: Bunga yang Didapat: Saldo Akhir:
1 100 100 X 0,1 = 10 110
2 110 110 X 0,1 = 11 121
3 121 121 X 0,1 = 12,1 133,1
4 133,1 133,1 X 0,1 = 13,31 146,41
5 146,41 146,41 X 0,1 = 14,64 161.05
Kalau menggunakan bunga sederhana maka bunga akan didapat sebesar I = 100 X 0,1 X 5 = $50. Sedangkan jikalau menggunakan bunga majemuk didapatkan bunga sebesar $61,05 atau lebih besar $11.05 daripada menggunakan bunga sederhana. Saldo akhir dengan bunga majemuk di atas dapat dihitung dengan rumus:
A\:=\:P\:\times\:(\:1\:+\:r)^{n} , Jadi kasus di atas dapat dihitung langsung dengan cara A\:=\:100\:\times\:(\:1\:+\:0,1)^{5} atau A = $161.05.
Rumus di atas adalah untuk bunga majemuk yang dibayarkan setahun sekali oleh bank. Namun ada kalanya pula bank membayar 6 bulan sekali (semiannually), 3 bulan sekali (trimonthly) bahkan sebulan sekali (monthly), nah untuk yang tidak dibayarkan secara tahunan sebenarnya rumusnya sama saja, hanya dimodifikasi sedikit menjadi:
A\:=\:P\times\:(1\:+\:\frac{r}{m})^{m\times\:t}
Di mana A adalah saldo akhir investasi, P adalah pokok simpanan, \frac{r}{m} adalah tingkat bunga setiap kali pembayaran atau r adalah tingkat bunga pokok per tahun dan m adalah jumlah berapa kali pembayaran/pemajemukan (compounding) serta t adalah jumlah tahun pinjaman atau tahun pemajemukan.
Misalnya contoh $750 diinvestasikan pada bunga 8% per tahun selama 5 tahun dengan bunga dibayarkan perbulan. Jadi tinggal kita masukkan saja ke dalam rumus di atas:
A\:=\:750\times\:(\:1\:+\:\frac{0,08}{12})^{12\times\:5} = $1117,38
Tidak sulit bukan? Pada dasarnya, secara teoritis (catat: secara teoritis bukan secara praktis!) bank dapat membayarkan bunga per minggu, per hari, per jam, per menit, per detik, per sepuluh detik, atau bahkan terus menerus secara kontinu, namun sebelumnya coba kita bandingkan dulu hasil di atas jika bank membayarkan bunga secara tahunan!
A\:=\:750\times(1\:+\:0,08)^{5} = $1101,99
Nah, sekarang bagaimana kalau bunga dibayarkan harian? Hasilnya akan sebagai berikut:
A\:=\:750\times(1\:+\:\frac{0,08}{365})^{365\times\:5} = $1118,82
Di sini kita melihat bahwa jikalau bunga dibayarkan tahunan maka total saldo investasi akhir adalah $1101,99$1117,38 dan kalau bunga dibayar harian, saldo akhirnya $1118,82, di sini kita melihat bahwa semakin sering bunga dibayarkan, kita melihat bahwa saldo akhir semakin besar atau semakin ‘menguntungkan’, tapi di sini kita juga melihat bahwa semakin sering bunga dibayarkan perbedaan marginnya semakin tipis. Perbedaan antara per hari dan per bulan jauh lebih sedikit dibandingkan antara per bulan dan per tahun. Ini menandakan bahwa andaikan bank membayarkan bunganya terus menerus secara kontinu (misalkan bunga dibayarkan lebih cepat daripada setiap detakan jantung! :D ) bukan berarti bank akan mengeluarkan duit yang tak terhingga banyaknya yang akan membuat bank terssebut bangkrut, bukan begitu! Karena semakin sering bank membayarkan bunga (berdasarkan bunga majemuk) semakin dekat ia pada suatu limit jumlah tertentu. Kenapa demikian? Karena andaikan misalnya andaikan bank menetapkan tarif bunga 100% per tahun selama setahun maka andaikan bank membayarkan bunga begitu cepatnya hingga frekuensi pembayarannya mendekati “tak terhingga” maka faktor (1\:+\:\frac{r}{m})^{m\times\:t} pada rumus penghitungan bunga majemuk di atas akan berubah menjadi (1\:+\frac{1}{m})^{m} , dan tentu saja kita mengetahui bahwa: sedangkan jikalau bunga dibayar bulanan, saldo akhir adalah
\lim_{m\rightarrow\sim}\:(1\:+\frac{1}{m})^{m}
inilah yang didefinisikan dalam matematika sebagai konstanta ‘e‘ atau sama dengan 2,7182. Jadi walaupun sesering apapun bunga yang dibayarkan (bahkan terus menerus secara kontinu) tidak akan menghasilkan angka yang tak terhingga. Dengan kata lain, andaikan bank memberikan tarif bunga 100% per tahun untuk 1 tahunpun dan andaikan bunga dibayar terus meneruspun maka saldo akhir investasi kita tidak akan melebihi 2,7182 kali dari investasi awal kita!
Ok, segini dulu bagian pertama, saya sudah lelah mengetiknya semalaman. Apalagi bikin rumus2 pakai \LaTeX:D nya banyak yang salah-salah sehingga harus terus menerus dikoreksi yang sangat melelahkan. Ok deh, di bagian kedua nanti saya akan membicarakan tentang Bunga Nominal dan Bunga Efektif, lalu juga tentang Waktu Pegandaan (Doubling and Multiplying Time) dan juga “Hukum 70″ atau The Law of 70. Apapula tuh? Yah, pokoknya tunggu saja!

Minggu, 17 April 2011

Jangan Pilih Saya - Kisah Anekdot Pemilu


Bosan mendengarkan rayuan para caleg agar Anda menjatuhkan suara kepada partai politik asal caleg?
Membaca buku ini akan memberi senyawa segar dalam memahami hiruk pikuk pesta demokrasi yang kompleks. Penyampaian gagasan yang cerdas dan lugas oleh penulis membawa setiap pembaca berkelana memahami sisi hitam, putih serta abu-abu pemilu legislatif dan pemilu presiden beserta seluruh konsekuensinya.
Oleh sebab itu, buku ini tidak saja pasti pas dibaca konstituen pemilu, namun juga layak dibaca para caleg, capres, dan cawapres. Pesan utama buku ini sesungguhnya ingin menegaskan bahwa Pemilu sebagai proses politik demokrasi merupakan bagian dari cara untuk mencapai/menuju Indonesia yang lebih baik, sehingga semua janji/jargon logisnya tidak lain adalah merupakan representasi komitmen yang harus ditepati di kemudian hari.

Ingin Cepat Sukses? Gunakan Formula Sukses Thomas Alva Edison

INGIN CEPAT SUKSES? GUNAKAN FORMULA SUKSES THOMAS ALVA EDISON
Oleh: Ahman Sutardi

Perkembangan teknologi telekomunikasi yang pesat diawali oleh penemuan-penemuan Thomas Alfa Edison (TAE) si anak 'idiot'. Dengan mengelaborasi kegigihan TAE, penulis mendapatkan formula yang bisa memotivasi pembaca/orang untuk tidak mudah menyerah, putus asa, apabila belum menemukan/meraih cita-citanya.

Buku ini bisa dijadikan sebagai pegangan bagi pembaca dalam menghadapi situasi yang makin sulit ini.

Dengan mengangkat kisah tokoh terkenal Thomas Alva Edison, buku ini mengupas habis bagaimana meraih sukses dengan melewati berbagai kegagalan. Kegagalan bukan sesuatu hal yang harus ditakutkan, karena orang sukses mempunyai rumus “Sepuluh kali Gagal, sebelas kali Bangkit. Seratus kali Gagal Seratus satu kali Bangkit“ begitu seterusnya

Editor’s Note
- Bisa bersifat panduan

Spesifikasi Buku
Ukuran : 14 x 21 cm
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Kelompok : Self Development
Jenis Buku : Motivasi dan Inspirasi
ID : EMK234080666
ISBN : 978-9792724332
Harga : Rp 36.800-
Pembaca : Generasi muda atau para profesional

Buku kami untuk Mahasiswa, Dosen, Ortu, dan Para Pendidik

PARETO PLUS. Mahasiswa tidak Memble, siap Ambil  Alih Kekuasaan Nasional
Mau jadi apa saya kelak setelah lulus dari perguruan tinggi?
Apakah saya sudah cukup bekal untuk mengabdi pada bangsa dan negara?

Ahman Sutardi dan Endang Budiasih, melalui buku ini menjawab kedua pertanyaan di atas secara gamblang, serta mengingatkan para mahasiswa, dosen, manajemen perguruan tinggi, orang tua mahasiswa, maupun mereka yang peduli terhadap masa depan bangsa dan negara, agar mulai mempersiapkan segala sesuatunya ketika para mahasiswa berada di kampus, tidak menunggu waktu wisuda datang.

Buku ini mengarahkan segenap sivitas akademika perguruan tinggi untuk bersama-sama mulai mengoptimalkan kompetensi diri (ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dan kecerdasan majemuk yang dimiliki ketika berada di kampus untuk keberhasilan para mahasiswa ketika meninggalkan kampus mengabdikan seluruh potensi yang dimilikinya.

Kedua penulis memaparkan keterhubungan secara nyata antara visi, misi, dan nilai-nilai inti perguruan tinggi dengan kompetensi beserta kecerdasan-kecerdasan potensial yang dimiliki mahasiswa sehingga bisa diwujudkonkretkan sejak berada di kampus untuk menjadi bekal yang cukup dan perlu bagi mahasiswa ketika mereka meninggalkan kampus. Buku ini akan mengembalikan fungsi perguruan tinggi yang sudah sekian lama hanya dijuluki ‘menara gading’. Bidang-bidang kehidupan yang sesuai dengan kecerdasan dominan mahasiswa, terpapar cukup memadai dan memberi kemantapan bagi mahasiswa juga sivitas akademika akan eksistensinya.

Siapapun Anda: Para Mahasiswa, Dosen, Manajemen perguruan tinggi, orang tua dan masyarakat umum yang peduli terhadap masa depan negeri ini, mulailah berusaha memahami dan mempraktikkan petunjuk-petunjuk dalam buku ini. Anda semua akan terkejut betapa selama ini kita terlena dengan kesibukan kampus yang kurang memberikan ruang yang leluasa dan efektif untuk kesuksesan mahasiswa Indonesia!

Testimoni:

"...Buku ini mengajarkan cara untuk memberikan kesempatan - sebagai experiential learning - bagi mahasiswa untuk mengembangkan soft skills dan bidang keahlian yang sesuai dengan kecerdasan dominan yang mereka miliki, disertai contoh-contoh implementasi yang sudah dilakukan penulis. Beberapa resep dari pakar pengembangan diri seperti Dale Carnegie dipraktikkan di kelas yang diampu penulis, dan menunjukkan dampak positif dalam hal meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas lulusan yang diinginkan" (Prof. Dr. Asep K Supriatna, MS, Ketua Jurusan Matematika Universitas Padjadjaran)

"Buku ini menginspirasi masyarakat pendidik dan keluarga untuk selalu memiliki kecintaan paripurna tanpa batas dalam mewujudkan keunggulan masa depan. Selain fokus membudidayakan spirit totalitas dalam memahami semesta ilmu pengetahuan, buku ini juga menggiring tumbuhnya karakter cultur civitas academica yang humanis dan visioner. Hampir sulit terbantahkan kalau karya ini adalah modal awal berpijak untuk bisa sukses mengenal dan memadukan secara akseleratif semua keunggulan indogen dan eksogen yang kita miliki"(Acuviarta, Dosen Unpas, Pakar & Pengamat Ekonomi, dan kolumnis)

"Buku ini tepat dibaca oleh mahasiswa agar mereka mengenali potensi yang mereka miliki dan dapat mengatur waktu mereka untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas penting bagi kuliah dan masa depan mereka. Buku ini menjelaskan pula 8 jenis kecerdasan, ciri-cirinya, profesi yang cocok bagi mereka sesuai jenis kecerdasan yang dimiliki, seta fakultas yang sesuai. Buku ini penting bagi mahasiswa untuk mengoptimalkan potensi yang mereka miliki" (Christanto Triwibisono, Wakil Direktur Akademik Politeknik Telkom)

"Buku ini bisa mengarahkan dan memberi petunjuk yang jelas kepada para mahasiswa, dosen, rektor, direktur lembaga perguruan tinggi, bahkan para orang tua mahasiswa, untuk secara kolektif mewujudkan para lulusan perguruan tinggi yang qualified agar mereka menjadi para profesional yang andal di industri-industri, sesuai dengan bidang kecerdasannya" (Cucu Ruhendi, Senior Manager Project Finance & Control, Nokia Siemens Networks(NSN)

"Keberhasilan para lulusan perguruan tinggi di dunia kerja sangat ditentukan oleh seberapa cerdas mereka mampu menembus sebuah gerbang pertama perusahaan, yaitu bagian HRD. Buku ini akan mengarahkan mereka pada kecerdasan itu" (Anthon Purba, Manager HRD Hotel Sensa, Ciwalk, Bandung)

Pentingnya Memiliki Asuransi Kesehatan *)

SAYA sehat-sehat saja dan tidak pernah sakit selama ini. Mengapa saya harus mengambil asuransi kesehatan?”
Banyak orang berpikir demikian dan mungkin kita termasuk salah satunya. Namun, pernahkah terlintas di benak kita, apa yang akan terjadi apabila musibah dan penyakit datang tiba-tiba dan kita terpaksa dirawat di rumah sakit? Kita mungkin harus membayar biaya berobat yang mahal hingga tabungan terkuras habis, dan ini tentu saja bukanlah situasi yang kita harapkan terjadi. Sebaliknya, bukankah akan sangat membantu jika kita telah memiliki asuransi kesehatan yang bisa membantu kita dalam membayar biaya pengobatan? Semakin terasa bagi kita sekarang bahwa biaya kesehatan semakin hari semakin mahal. Membayar dokter, membeli obat, rawat inap adalah beberapa contoh biaya yang harus dibayar ketika kita atau anggota keluarga terserang penyakit.

Beruntunglah yang bekerja di suatu perusahaan atau instansi yang telah memiliki program asuransi kesehatan, sehingga minimal, sebagian risiko karena terganggu kesehatan dapat dibantu dengan adanya program asuransi kesehatan tersebut. Bagaimana bila perusahaan belum memberikan fasilitas tersebut? Atau kita seorang wirausaha? Sebaiknya jangan ragu dan mulailah merencanakan untuk membeli asuransi kesehatan. Dengan membeli asuransi kesehatan, maka besarnya pengeluaran untuk biaya kesehatan akan relatif stabil karena besarnya biaya atau premi tahunan dapat dihitung secara pasti sehingga mempermudah kita dalam mengatur pengeluaran dan mengurangi biaya-biaya tidak terduga.
Di Indonesia terdapat dua jenis asuransi kesehatan yaitu asuransi kesehatan kolektif (kelompok) dan asuransi kesehatan individu. Asuransi individu biasanya diperuntukkan bagi pribadi atau keluarga, sementara asuransi secara kolektif seperti yang terdapat di banyak perusahaan yang telah memberikan perlindungan kesehatan terhadap pegawainya. Premi asuransi individu yang harus dibayarkan relatif lebih tinggi dari asuransi kesehatan kolektif. Mengapa demikian? Karena kolektif, maka jumlah individu atau peserta yang ikut lebih besar sehingga resiko terjadinya klaim dapat di bagi rata oleh seluruh individu di dalam kelompok. Semakin besar jumlah kelompok atau anggota di dalam satu institusi atau perusahan, maka akan semakin rendah pula premi yang harus dibayarkan.

Manfaat
Asuransi kesehatan adalah jenis asuransi yang membantu ketersediaan dana jika peserta asuransi kesehatan terserang gangguan kesehatan atau penyakit. Semua kebutuhan dari berobat ke dokter, menginap (perawatan) di rumah sakit, biaya obat di rumah sakit sampai operasi, semua itu dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi. Secara umum jenis perawatan atau program yang tersedia adalah manfaat rawat jalan (outpatient), manfaat rawat inap (inpatient), manfaat persalinan dan manfaat perawatan gigi.
Secara umum manfaat rawat jalan (outpatient) yang ditanggung oleh perusahaan asuransi adalah seperti biaya konsultasi dokter umum dan atau spesialis, biaya obat yang diresepkan, biaya atas tindakan pencegahan, biaya alat-alat bantu yang diminta oleh dokter, dan lain-lain. Dalam manfaat rawat jalan terdapat batas maksimum penggunaan dana setiap tahunnya. Sementara manfaat rawat inap yang dapat dinikmati oleh peserta asuransi kesehatan adalah seperti biaya rumah sakit, biaya laboratorium, biaya melahirkan, biaya emergency service (darurat). Manfaat perawatan gigi terdiri dari pencegahan, perawatan gigi dasar, perawatan gigi kompleks, dan pemasangan gigi palsu.
Ketiga manfaat perawatan, yaitu rawat jalan, persalinan, dan manfaat perawatan gigi merupakan pilihan tambahan yang bisa kita ambil dengan mengikuti program dasar, yakni manfaat rawat inap. Jadi, kita tidak diperkenankan untuk hanya mengambil manfaat rawat jalan saja, persalinan saja atau perawatan gigi saja tanpa mengikuti program dasar manfaat rawat inap.
Besarnya premi yang harus dibayarkan dan besarnya nilai pertanggungan dalam asuransi kesehatan sangat tergantung kepada program asuransi kesehatan yang kita pilih. Berbagai perusahaan asuransi memiliki jenis program dan premi yang berbeda-beda dengan detail manfaat yang berbeda-beda pula. Biasanya perusahaan asuransi membatasi jumlah total biaya yang bisa digunakan per-tahun.

Sistem klaim/penggantian asuransi
Sistem yang digunakan oleh perusahaan asuransi kesehatan ada 2 yakni sistem penggantian (reimbursement) atau sistem provider. Dengan sistem penggantian, peserta asuransi harus mengeluarkan uang terlebih dahulu guna membayar biaya pengobatan yang kemudian dapat kita klaim atau meminta penggantian ke perusahaan asuransi dimana kita menjadi peserta asuransi. Dengan sistem ini maka kita bebas memilih rumah sakit yang mana saja, namun tentunya maksimal penggantian telah ditentukan dimuka. Yang perlu menjadi perhatian utama kita dalam melakukan klaim adalah kelengkapan surat-surat administrasi yang menjadi syarat utama agar proses penggantian biaya yang kita keluarkan dapat dibayar oleh perusahaan asuransi. Cepat lambatnya pencairan dana klaim tergantung kepada pelayanan yang diberikan oleh perusahaan asuransi, namun secara umum berkisar 7 hari kerja.
Bagi yang menganut sistem provider maka kita tidak perlu mengeluarkan uang terlebih dahulu. Kita hanya dibekali dengan kartu keanggotaan asuransi kesehatan guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan di rumah sakit atau klinik kesehatan yang telah kita pilih sebelumnya berdasarkan daftar rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi tersebut.

Memilih asuransi kesehatan
Asuransi kesehatan seperti apakah yang perlu kita cermati dan kita pilih? Berikut beberapa tips yang mungkin dapat membantu kita dalam memilih asuransi kesehatan
1. Prinsip teliti sebelum membeli
Sebagai calon peserta asuransi kesehatan, kita berhak mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai ketentuan/persyaratan yang tercantum dalam perjanjian asuransi. Sebaiknya kita membaca terlebih dahulu petunjuk, informasi, dan prosedur tersebut secara seksama dan jangan ragu untuk bertanya kepada pihak perusahaan asuransi bila ada hal yang kurang jelas. Pelajari perjanjian tersebut dengan baik sehingga dapat membuat keputusan yang tepat. Mengingat biasanya klausul atau pasal-pasal ditulis dengan huruf kecil-kecil di balik dokumen perjanjian dan menggunakan istilah yang kadang sulit dimengerti awam, maka kita harus rajin bertanya untuk menghindarkan terjadinya konflik di kemudian hari sebagai akibat perbedaan penafsiran antara kita sebagai peserta atau tertanggung dengan perusahaan asuransi atau penanggung.
2. Pilihlah perusahaan asuransi yang terpercaya dan memiliki produk dan layanan yang bagus.
Cobalah untuk melakukan perbandingkan dengan beberapa perusahaan asuransi kesehatan yang terpercaya dan memiliki layanan yang prima. Bandingkanlah manfaat dan premi yang harus dibayarkan antara berbagai produk asuransi kesehatan. Pilihlah yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita dalam membayar premi.
3. Jika perusahaan tempat kita bekerja tidak memberikan jaminan kesehatan, maka kita dapat berinisiatif untuk mengikuti program asuransi kesehatan kolektif dengan rekan sesama pegawai di perusahaan kita. Hal ini akan menguntungkan karena premi yang dibayarkan akan lebih rendah jika secara kolektif, namun kerugiannya mungkin tidak dapat mengadopsi 100% sesuai dengan kemauan kita karena disesuaikan juga dengan kebutuhan secara kelompok.
Bila sejenak kita renungkan maka datangnya sakit atau kecelakaan merupakan kejadian yang sering terjadi walaupun waktunya tidak dapat diramalkan. Karena itu, sangat dibutuhkan sebuah perencanaan guna mencegah dan mengatasi masalah tersebut dengan cermat dan bijaksana. Prinsip “sedia payung sebelum hujan” dapat dilakukan, salah satunya dengan cara memiliki asuransi kesehatan. Demikian semoga bermanfaat ! ***

*) Dikutip dari Suplemen Pikiran Rakyat Khusus Keluarga

Sabtu, 16 April 2011

Sukses Mengajar dengan Teknik Presentasi


Dalam Wikipedia, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Salah satu proses dalam memberi pendidikan adalah proses mengajar di kelas. Pemilik proses ini adalah para pengajar, guru atau dosen. Sementara pesertanya adalah para siswa di kelas.
Menurut Howard Gardner, ada 8 potensi kecerdasan yang dimiliki oleh setiap orang, atau yang lebih dikenal sebagai kecerdasan majemuk. Kecerdasan ini terdiri dari: kecerdasan bahasa, kecerdasan logika-matematis, kecerdasan pandang-ruang, kecerdasan musik, kecerdasan gerak, kecerdasan antar pribadi, kecerdasan intra pribadi, dan kecerdasan naturalis. Paling tidak, kita memiliki satu atau lebih jenis kecerdasan yang paling dominan dari 8 kecerdasan tersebut. Kecerdasan inilah yang seharusnya dikembangkan dalam setiap proses pengajaran di kelas.
Proses Mengajar
Proses mengajar memiliki tujuan agar pesan atau materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa. Sebagaimana dalam QS. An-Nissa:63, “Dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha –perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.“
Tidak hanya sebagai jenis kecerdasan yang harus dikembangkan dalam proses pengajaran, di antara 8 kecerdasan tersebut ada 4 kecerdasan yang sangat terkait dengan cara pengajar, guru atau dosen mengajar di kelas. Keempat kecerdasan tersebut sering disebut sebagai gaya komunikasi ketika siswa berusaha memahami pesan (materi pelajaran) dari pengajarnya. Keempat gaya komunikasi tersebut adalah, Visual, Bahasa, gerak, dan logis-matematis. Masing-masing dari gaya komunikasi tersebut sangat diperlukan ketika siswa menyerap ilmu pengetahuan, dan keempat gaya ini harus dipahami oleh pengajar.
Siswa ‘visual’ akan lebih mudah untuk memahami pelajaran melalui pandangan mata. Mereka cepat memahami pelajaran jika pendidik menyuguhkan gambar, grafik, ilustrasi, diagram dan sejenisnya. Siswa ‘Bahasa’ akan mudah untuk memahami pelajaran dengan mendengarkan kata-kata yang disampaikan. Siswa ‘gerak’ mudah mempelajari sesuatu dengan melakukan gerak tubuh, seperti role-play, aktif menguraikan solusi dengan cara menulis di papan tulis, atau mempraktikkan setiap teori yang diajarkan. Siswa ‘logis-matematis’ lebih mengutamakan data, fakta, referensi-referensi yang akurat pada saat menyerap pelajaran.
Dengan memahami keempat jenis gaya komunikasi siswa didik, seorang pengajar tidak asal saja memberikan pengajaran, melainkan mempersiapkannya sedemikian rupa sehingga proses mengajarnya mampu mengakomodasi semua kebutuhan peserta didiknya agar materi yang disampaikannya bisa dipahami.
Teknik Presentasi
Teknik Presentasi adalah salah satu teknik pengajaran yang harus dikuasai oleh para pengajar. Dengan menguasai teknik presentasi, para pengajar akan mampu memberikan materi pelajaran dengan hasil pembelajaran yang maksimal. Dengan teknik presentasi pengajar akan mampu mengakomodasi setiap kebutuhan siswa didik. Perangkat dari presentasi adalah:
1.       Slide (dalam bentuk power point  atau flash) untuk memenuhi kebutuhan siswa ‘visual’,
2.       Kata-kata verbal pengajar untuk siswa ‘Bahasa’,
3.       Materi role-play atau soal-soal yang harus dipraktikkan oleh siswa ‘gerak’ di kelas, serta
4.       Data atau fakta terkait materi pelajaran untuk siswa ‘logis-matematis.’

Dengan memahami dan mempraktikkan teknik presentasi, proses belajar-mengajar akan mencapai hasil maksimal. Selamat mengajar dan sukses selalu!

*) Dosen mata kuliah Komunikasi & Teknik Presentasi di Institut Teknologi Telkom dan Politeknik Telkom.